Uji Sensitivitas Kalus dan Tunas Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Kondisi Tercekam Hygromisin

  • Giry Marhento Pendidikan Biologi, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI, Jl. Nangka 58 Jagakarsa-Jakarta Selatan
  • Fitri Damayanti Pendidikan Biologi, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI, Jl. Nangka 58 Jagakarsa-Jakarta Selatan
Keywords: Alumunium, Hygromisin, Kalus, Tebu, Tunas

Abstract

Lahan marginal di Indonesia umumnya terdiri dari lahan masam dengan tingkat kemasaman yang tinggi (pH rendah) dan konsentrasi aluminium (Al) yang mencapai tingkat toksisitas. Kendala yang dihadapi adalah tidak adanya kultivar (genotipe) tebu yang adaptif pada lahan masam. Pendekatan yang paling efektif untuk merakit kultivar tebu toleran lahan masam adalah dengan menerapkan teknologi DNA rekombinan. Gen yang diintroduksikan ke dalam plasmid selain mengandung gen untuk ketahanan terhadap Al juga mengandung gen penanda seleksi terhadap antibiotic salah satunya adalah hygromicin phosphotransferase. Uji sensitivitas kalus dan tunas transforman tebu pada kondisi tercekam hygromisin penting dilakukan untuk menghasilkan nilai efisiensi transformasi yang tinggi. Penentuan konsentrasi antibiotik ini dilakukan untuk menghindari terjadinya escape resisten terhadap hygromisin. Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan konsentrasi optimum antibiotik hygromisin pada eksplan kalus dan tunas tebu. Bahan tanaman yang digunakan adalah tebu kultivar PS864 dan BL. Konsentrasi hygromisin yang diuji adalah 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 mg/l yang diuji pada eksplan kalus dan tunas tebu. Hasil uji efektivitas antibotik hygromisin pada kalus terlihat bahwa tebu kultivar BL lebih sensitif dari pada varietas PS 864 yakni pada penambahan 30 mg/l. Konsentrasi 30 mg/l digunakan sebagai konsentrasi minimal yang dapat menghambat pertumbuhan dan merupakan konsentrasi lethal pada tanaman tebu.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2017-07-20