Kajian Kuat Tekan Beton di Lingkungan Laut Tropis Banyuwangi

Main Article Content

Syarifah Khirunnisa
Mirza Ghulam Rifqi
M. Shofi’ul Amin

Abstract

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah perairan yang lebih luas dibandingkan dengan daratan, pembangunan struktur di daerah laut adalah hal yang tidak dapat dihindarkan di Indonesia. Mempertimbangkan kondisi yang harus dihadapi, maka diperlukan material yang tahan terhadap lingkungan laut. Beton dipilih sebagai bahan bangunan di wilayah laut karena sifatnya yang lebih tahan korosi dibandingkan baja. Akan tetapi tidak dapat diabaikan bahwa beton dapat mengalami kerusakan karena pengaruh lingkungan laut. P. K. Mehta (2003) membagi perusakan beton akibat air laut menjadi tiga zona, yakni atmospheric zone, tidal zone, dan submerged zone. Penelitian ini membahas tentang kuat tekan beton umur 7, 14, dan 28 hari yang diletakkan di lingkungan laut tropis Banyuwangi. Terbagi dalam tiga jenis peletakan sesuai pembagian yang dilakukan oleh P. K. Mehta. Menggunakan benda uji silinder beton berukuran 15 cm x 30 cm, tipe semen PCC, FAS 0.45 dan kuat tekan rencana 35 MPa. Meski kuat tekan beton di lingkungan laut tidak mencapai kuat tekan rencana, namun di setiap umur pengujian kuat tekan beton masih mengalami peningkatan. Semakin besar kontak yang terjadi antara beton dengan air laut maka semakin besar pula penurunan kuat tekan beton yang terjadi. Kuat tekan terendah 28 hari terjadi pada beton submerged zone sebesar 27.16 MPa.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Khirunnisa, S., Rifqi, M. G., & Amin, M. S. (2019). Kajian Kuat Tekan Beton di Lingkungan Laut Tropis Banyuwangi. Potensi: Jurnal Sipil Politeknik, 21(2), 47-53. https://doi.org/10.35313/potensi.v21i2.1583
Section
Articles