IDENTIFIKASI AUTOKORELASI SPASIAL PADA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BANDUNG
Main Article Content
Abstract
Kasus wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Bandung merupakan penyakit yang masih paling tinggi dibanding dengan kabupaten atau kota lain di Indonesia. Sebaran DBD di Kota Bandung dapat diidentifikasi dengan analisis secara spasial. Metode spasial yag digunakan yaitu autokorelasi spasial (spatial autocorrelation), Indeks Moran (Moran’s I), Rasio Gery (Geary’s C) dan Local Indicator of Spatial Association (LISA). Hasil yang diperoleh bahwa terdapat autokorelasi antar wilayah kecamatan dengan 30 kecamatan dengan menggunakan metode Moran’s I , dan tidak terdapat autokorelasi spasial dengan metode Geary’s C . Metode Moran’s I bersifat autokorealasi spasial positif dengan pola sebaran mengelompok (Cluster). Dengan Moran ’s Scatterplot dan pengujian Local Indicator of Spatial autocorrelation (LISA) diperoleh bahwa daerah yang rawan terhadap penyebaran DBD adalah kecamatan Kiaracondong , Antapani pada Kuadran High-High (HH), kecamatan Cidadap , Mandalajati berada di Kuadran Low-High (LH), dan kecamatan Astana Anyar, Sumur Bandung, Regol dan Andir termasuk dalam kategori daerah aman, karena berada pada Kuadran Low-Low (LL).
Kata kunci: Spatial autocorrelation, Moran’s I, Geary’s C, Moran’s Scatterplot, LISA